M.
Fajri
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa
Jl. A.W. Syahranie No.68 Sempaja, Samarinda;
Telp.(0541) 206364, Fax. (0541) 742298
Email: fajririmbawan@gmail.com
ISBN : 978-602-61183-1-8
ABSTRAK
P. malaanonan dikenal juga dengan kayu Pendan atau meranti putih. Jenis ini adalah
penghasil utama kayu meranti putih di Borneo bagian utara. Jenis
ini berdasarkan status dari IUCN (International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources) sudah
masuk dalam critically endangered.
Melihat
status P.malaanonan yang sudah dalam status critically endangered maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menyelamatkan jenis ini salah satunya
melalui kegiatan konservasi eksitu. Prosedur
kegiatan penelitian yaitu membuat plot konservasi ek-situ jenis P. malaanonan berukuran 100 m x 100 m (1 ha). Dari plot
tersebut dibuat jalur tanaman sebanyak 20 jalur tanam. Setiap
tanaman memiliki jarak 5m x 5m dengan jumlah tanaman sebanyak 400
tanaman/hektar. Arah tanam dari timur ke barat. Analisis data menggunakan
analisis deskriptif. Hasil penelitian yaitu di buat plot konservasi eksitu di
KHDTK Samboja, Kabupaten Paser Penajam Utara Kaltim dengan ukuran plot seluas
100 m x 100 m. kondisi wilayah plot konservasi sudah mendekati kondis habitat P.
malaanonan di hutan alam yaitu adanya
hutan dengan di lalui oleh sungai kecil. iklim mikro yaitu kondisi suhu lingkungan
dan tanah yang sedang, intensitas cahaya yang rendah dan kelembaban yang cukup
tinggi. Kondisi tanahnya kurang subur.hasil pengukuran awal anakan P.
malaanonan untuk tinggi terkecil 21 cm,
terbesar 92 cm dengan rata-rata tinggi 54,72, untuk diameter anakan, terkecil
2,27 mm, terbesar 7,18, dengan rata-rata diameter 4,6 mm, untuk daun pada
anakan, terbanyak jumlah daun 9 helai dan paling sedikit 1 helai daun dengan
rata-rata 4 helai daun. Kesimpulan : 1. Penyiapan
bibit jenis P. malanonan di persemaian harus dilakukan secara baik dan mengikuti aturan-aturan
standar di persemaian sehingga bibit yang akan di tanam di lapangan siap untuk
ditanam; 2. Pembuatan plot konservasi eksitu harus
menyerupai kondisi alami dari habitat P. malaanonan sehingga untuk mendukung kemampuan hidup
dari jenis ini di luar habitat alaminya.
Kata Kunci : Parashorea
malaanonan, Konservasi Eksitu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar