Selasa, 06 Januari 2009

PULAU BORNEO (KALIMANTAN) SALAH SATU PUSAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DUNIA

PULAU BORNEO (KALIMANTAN) SALAH SATU PUSAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DUNIA

OLEH
M. FAJRI

BALITBANGHUT KALIMANTAN

Jl. AW. Syahrani No.68, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
e-mail:  fajririmbawan@gmail.com

Pendahuluan

Dua pertiga dari semua jenis kehidupan terdapat didaerah trofis dan banyak diantaranya yang hanya terdapat didalam hutan basah (Myer,1986;Raven,1986). Pulau Borneo (Kalimantan) mendukung hutan basah trofis terluas dikawasan indomalaya, dan merupakan pusat utama penyebaran banyak marga flora malesia dan fauna indomalaya. Tipe-tipe hutan mencakup hutan bakau, hutan rawa gambut yang luas dan hutan rawa air tawar, hutan kerangas yang terluas dikawasan indomalaya, hutan dipterocarpaceae dataran rendah, hutan batu kapur, dan berbagai formasi hutan pegunungan. Habitat yang sangat kaya ini mendukung keragaman jenis yang tinggi.
Pulau Borneo sangat kaya akan flora dan fauna. Pulau ini merupakan unit terkaya dalam subkawasan sunda dengan keragaman jenis pohon yang tinggi dalam petak kecil seperti di Papua dan Amerika Selatan. Kekayaan jenis tumbuhan yang sangat besar dalam hutan basah dataranj rendah digambarkan dengan baik melalui penghitungan lebih dari 700 jenis pohon yang berbeda dari sepuluh petak pilihan masing-masing luasnya satu hektar diserawak (Wilson,1988). Dengan 287 jenis dipterocarpaceae (155 jenis endemik) pulau Borneo merupakan pusat keragaman untuk suku dipterocarpacea (Ashton,1982). Pulau Borneo yaitu penghasil kayu komersil terbesar dan merupakan sebagian besar ekspor dari Kalimantan, Sabah, dan Serawak.
Pulau Borneo secara keseluruhan merupakan pusat utama keragaman hayati dan kawasan prioritas konservasi. Seluruh pulau Borneo menempati 0,2 % luas daratan bumi tetapi satu diantara 25 jenis tumbuhan yang dikenal dan satu dianta 20 jenis burung dan mamalia terdapat disini. Pulau ini sangat penting karena kekayaan jenis dan endemismenya sangat tinggi. Tingkat endemisme flora juga tinggi yaitu 34 % jenis tumbuhan, dan 59 marga hanya terdapat disini (mackinnon dan Mackinnon,1986). Pulau Borneo memiliki 37 jenis burung endemik (Mackinnon dan Philips, 1993), dan 44 jenis mamalia darat endemik (Mackinnon,1990a)

HANCURNYA HUTAN INDONESIA SIAPA YANG SALAH ?

HANCURNYA HUTAN INDONESIA
SIAPA YANG SALAH ?

OLEH
M. FAJRI

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa
Jl. AW. Syahrani No.68, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
e-mail:  fajririmbawan@gmail.com


Abstrak

Sebagai salah satu dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90 persen hutan di dunia, Indonesia meraih tingkat laju penghancuran hutan alam tercepat antara 2000 – 2005, yakni dengan tingkat 1,871 juta hektar atau sebesar 2 persen setiap tahun atau 51 kilometer persegi per hari, atau setara dengan 300 lapangan bola setiap jamnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan hutan di Indonesia tersebut adalah kebijakan pemerintah yang salah terhadap pengelolaan hutan, pengelolaan hutan yang kurang benar oleh hak pengusahaan hutan, terjadinya illegal logging yang tersistem, otonomi daerah yang salah kaprah dan pengalihan fungsi hutan menjasi kawasan tambang. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah yaitu 1.Tidak lagi mengeluarkan ijin-ijin baru pengusahaan hutan, pemanfaatan kayu maupun perkebunan, serta melakukan penegakan hukum terhadap pelaku ekspor kayu bulat dan bahan baku serpih, 2.Melakukan uji menyeluruh terhadap kinerja industri kehutanan dan melakukan penegakan hukum bagi industri yang bermasalah, 3.Melakukan penataan kembali kawasan hutan yang rusak dan juga menangani dampak sosial akibat penghentian penebangan hutan, 4.Setelah tertata kembali sistem pengelolaan hutan, maka pemberian ijin penebangan kayu hanya pada hutan tanaman atau hutan yang dikelola berbasiskan masyarakat lokal, 5.Selama penghentian sementara (moratorium) dijalankan, industri-industri kayu tetap dapat jalan dengan cara mengimpor bahan baku kayu, 6.Bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam melakukan pemberantasan Illegal Logging dan 7.Mengembalikan kedaulatan rakyat dalam pengelolaan hutan, karena rakyat Indonesia sejak lama telah mampu mengelola hutan Indonesia.

Kata Kunci : Hutan, Hancur, Indonesia

HUTAN, HAK PENGUSAHAAN HUTAN, MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN INTERAKSI TIMBAL BALIKNYA


M. Fajri

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan  Dipterokarpa
Jl. AW. Syahrani No.68, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
e-mail:  fajririmbawan@gmail.com

Abstrak
Hutan menurut undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Hak Pegusahaan hutan adalah suatu unit usaha yang bergerak dibidang kehutanan yang mendapat Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan alam yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan. Masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang tinggal disekitar hutan dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kawasan hutan yang melingkupinya. Ada 3 interaksi terhadap hutan yaitu interaksi antara hutan dan Masyarakat sekitar hutan, interaksi antara hutan dan hak pengusahaan hutan, interaks antara hak penusahaan hutan dan masyarakat sekitar hutan. Interaksi antara hutan sebagai penyedia sumber daya dan masyarakat sekitar hutan/hak pengusahaan hutan sebagai pengelola sumber daya hutan bisa saling menguntungkan jika masyarakat sekitar hutan dan hak pengusahaan hutan berpikir positif terhadap hutan dengan segala fungsinya, bagaimana mereka mengelola hutan secara benar sehingga hutan tetap memberikan sumber dayanya secara berkelanjutan dan lestari.

Kata kunci : Hutan, Interaksi, HPH, Masyarakat sekitar hutan.

Tema Terbaru

 Model Kampung Iklim Plus di Provinsi Kalimantan Timur  Berdasarkan Karakteristik Hutan Dan Lahan Penulis: M. Fajri Ady Iskandar Rina Wahyu ...

postingan populer